RAHASIA LEGENDARIS!
Powered by Blogger.

Presiden Belum Ambil Sikap Sikap yang berbeda terkait Partai Pelantikan Budi Gunawan

Kompas, edisi, Minggu, 8 Februari 2015

Polisi dan Jaksa Saling Tuding

Labora ada Keberatan Ditahan


SORONG, KOMPAS - ditarik -larutnya penundaan eksekusi Labora Sitorus, yang dihukum karena pencucian uang, penimbunan bahan bakar, dan kepemilikan kayu ilegal, mengundang pertanyaan. Untuk satu hal, jaksa dan polisi tidak bertindak segera dan tepat saling tuduh siapa yang harus melaksanakan Labora.
Pada 17 September 2014, Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara Labora dan denda Rp 5 miliar. Namun, Labora belum ditangkap sejak keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Sorong Maret 2014.

Kepala Seksi Pidana Negara Jaksa Agung Sorong Danang, di Sorong, Papua Barat, Sabtu (7/2 ), mengatakan jaksa telah banyak -ini waktu meminta bantuan polisi. Namun, polisi masih melakukan koordinasi persuasi beralasan untuk mencari Labora kembali ke penjara Sorong.

"Sebenarnya, kami ingin mencoba melakukan eksekusi paksa dilakukan. Namun, polisi masih ingin mengejar upaya persuasif," kata Danang, pemimpin tim eksekusi Labora Sitorus.

Namun, Kepala Kepolisian Kota Sorong Ajun Komisaris Karimudin Ritonga bahkan menganggap, jaksa harus bertanggung jawab untuk pelaksanaan Labora.

polemik KELEMBAGAAN

Konsekuensinya diangkat presiden jika meresmikan Budi Gunawan


Jakarta - Presiden Joko Widodo harus siap menghadapi konsekuensi penilaian negatif dari masyarakat jika masih melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Konsekuensinya adalah penilaian bahwa Presiden tidak melakukan anti-korupsi dan tidak mendukung KPK.
"Presiden akan dinilai Joko Widodo publik tidak berkomitmen untuk pemberantasan korupsi untuk melantik kasus dugaan korupsi sebagai kepala polisi. Di sisi lain, Presiden Jokowi juga dianggap berlawanan atau tidak mendukung KPK di pemberantasan korupsi di lembaga penegak hukum, "kata Direktur Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Bahrain, di Jakarta, Sabtu (7/2).

Selain itu, jika Budi Gunawan dilantik ke Polri, Presiden Jokowi melanggar janji yang ditetapkan dalam Nawa Cita. Itu terutama biji-bijian, yang berbunyi, "Kami akan memilih Jaksa Agung dan Kapolri yang bersih, kompeten, anti-korupsi, berkomitmen untuk aturan hukum".

"Presiden Jokowi dan seluruh staf juga akan kehilangan kepercayaan publik penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Sulit bagi publik untuk percaya polisi jika kepala polisi memiliki masalah dengan hukum dan diduga terlibat dalam korupsi, "kata Bahrain.

AIR

Tiga jenazah korban AirAsia Ditemukan


Palangkaraya, KOMPAS - Tim penyelamat kembali menemukan tiga mayat di dasar Selat Karimata , Laut Jawa, di hari-41 pencarian udara korban operasi AirAsia QZ 8501, Sabtu (7/2). Ttim kombinasi dari Badan SAR Nasional telah menemukan 20 mayat dari sekitar lokasi kecelakaan.
"Saat ini ada tujuh mayat di kapal KN SAR Pacitan," kata Direktur Operasional SAR Badan Nasional (Basarnas) Komodor Udara Bambang Supriyadi Suyadi di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, saat dihubungi Kompas Palangkaraya, Sabtu.

Pada hari Jumat, juga menemukan empat mayat dan telah ditunjuk untuk kn Pacitan. Mayat telah ditemukan dari pesawat dan kokpit. Mayat pilot dan kopilot diduga termasuk dalam tujuh mayat masih di papan. Tiga belas mayat lainnya, pada Kamis sore, telah diterbangkan ke Surabaya untuk diidentifikasi.

Menurut Supriyadi, tujuh jenazah akan dibawa ke Pelabuhan Panglima Utara Kumai menggunakan SAR 224 KN Jakarta dievakuasi ke Rumah Sakit Sultan Imanudin, Pangkalan Bun, Ekor bangkai disimpan di gudang AirAsia pesawat puing-puing di Kumai juga dimuat ke KN Kumba dimiliki oleh Kementerian Perhubungan. Ekor pesawat akan dikirim ke Jakarta untuk menyelidiki bahan.

batu akik

Gali Batu, Batu Gila ...


Seniman Remy Sylado memakai batu akik di sepuluh jari. Butet Kartaredjasa menyimpan koleksi puluhan batu akik di safety deposit box di bank. Agate sekarang menjadi gaya hidup. Apa yang salah dengan batu akik? Butet Kartaredjasa
menyimpan batu akik di bank hanya demi keamanan untuk batu akik dan batu mulia yang ia warisi dari mendiang ayahnya, mendiang Bagong Kussudiardja. Penari dan koreografer Bagong, menurut Butet, selalu membawa tiga kantong kulit yang mengandung berbagai batu akik. Dalam perjalanan, Bagong dapat berhenti dan memberitahu Anda tentang akiknya selama berjam-jam. Setelah Bagong meninggal, ratusan batu akik yang kemudian dibagi dengan anak-anak.

Bagong bahkan pernah membeli sebuah lukisan dari artis terkenal dengan barter batu akik. "Jika Anda miskin uang kebutuhan, mereka menjual batu akik dengan saya. Hukum juga senang untuk menghargai batu akik. Panjang-waktu cinta," kata Butet.
Kompas Hari
Terbaru Sepak Bola Berita

No comments:

Post a Comment