RAHASIA LEGENDARIS!
Powered by Blogger.

Batam Tidak Dioptimalkan stagnan karena Tumpang Tindih Kepemilikan

Kompas, edisi Senin, 9 Februari 2015

Batam Tidak Dioptimalkan

stagnan karena Tumpang Tindih Kepemilikan


BATAM, KOMPAS - Potensi Batam, Kepulauan Riau, sebagai daerah ekonomi di Selat Malaka belum dioptimalkan. Akibatnya, Batam belum menikmati manfaat dari 55 juta kontainer yang diangkut kapal-kapal di Selat Malaka setiap tahun.

Dengan pelabuhan utama Batu Ampar, yang hanya berkapasitas 400.000 TEU (unit setara dua puluh kaki, ukuran wadah) per tahun, Batam sulit untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari Selat Malaka. Daerah ini harus bersaing setidaknya dengan Johor dan Singapura yang memiliki pelabuhan jutaan TEU kapasitas kontainer per tahun.

Pelabuhan Batam tidak hanya terbatas, tetapi juga tidak efisien dan mahal siluman. Waktu bongkar-rata di Batu Ampar bisa lebih dari tiga hari. Selain itu, pengguna juga harus menanggung berbagai biaya yang dapat timbul secara tiba-tiba. Di Batam, pengguna akrab dengan istilah "uang terus", "layanan panggilan", dan berbagai biaya lainnya yang tidak umum di pelabuhan lain.

HUKUM

Jika Koperasi, Labora Sitorus Will Reserved


JAKARTA, KOMPAS - Saksi dan Korban Lembaga Perlindungan siap untuk melindungi Labora Sitorus. Namun, anggota Polisi Raja Ampat, Papua Barat, yang untuk menghukum dalam kasus pencucian uang serta penimbunan bahan bakar minyak dan penebangan itu harus bekerja sama dengan aparat penegak hukum.

"Labora harus bersedia untuk bekerja sama untuk membongkar kasus ini dan mengikuti aturan hukum jika dia ingin kita untuk melindungi," kata Ketua Perlindungan Saksi dan Korban Badan (Badan) Abdul Haris Semendawai, Minggu (8/2), di Jakarta.

Labora dihukum oleh Mahkamah Agung dihukum 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar pada 17 September 2014. Namun, sampai saat ini dia belum ditangkap sejak keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Sorong Maret 2014 . Selama ini, ada Labora di tempat usahanya di Tampa Salt, Sorong. Di sana ia tinggal dengan sejumlah pekerja dan warga.

Untuk Kompas, Labora menyatakan siap menyerahkan data game di belakang kasus ini terkait. Namun, ia meminta Badan dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia datang ke tempat.

OTOMOTIF

Proton Tidak Mudah Bersaing di Indonesia


JAKARTA, KOMPAS - industri otomotif Pihak Malaysia, Proton, tidak pernah menyatakan minat untuk Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi industri otomotif tidak mudah karena harus bersaing dengan industri otomotif telah lama berinvestasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Jakarta, Minggu (8/2). "Proton telah pernah menyatakan minat berinvestasi di Indonesia atau mendaftar prinsip persetujuan," katanya.

Menurut Franky, perusahaan otomotif bersedia untuk berinvestasi akan menguji pasar. "Ada juga perusahaan otomotif China yang ingin berinvestasi di Indonesia," katanya.

Tentu saja tidak mudah bagi sebuah perusahaan otomotif baru diinvestasikan untuk bersaing dengan perusahaan otomotif global yang sudah mendominasi pasar selama bertahun-tahun.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada rencana investasi pengolahan Proton di Departemen Perindustrian. "Hari ini, proses ini belum sampai kepada kami (Departemen Perindustrian)," kata Saleh.

Editorial

Proton Akan Investasi di Indonesia


Ada hal menarik dari kunjungan Joko Widodo Presiden ke Malaysia, Proton, mobil Malaysia pembuat, akan berinvestasi di Indonesia.

Selama kunjungannya ke markas Proton, Joko Widodo Presiden dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MOU) antara Proton Holdings Bhd dan PT Citra Lestari dipimpin Adiperkasa AM Hendropriyono , mantan Kepala Badan Intelijen Negara.

Penandatanganan MOU disaksikan oleh Presiden Jokowi itu telah menyebabkan kesalahpahaman bahwa Indonesia bermaksud untuk membuat mobil nasional Proton. Namun, kesalahpahaman langsung dikoreksi oleh Menteri Perdagangan Rachmat Gobel. Ia menegaskan, penanaman investasi Proton di Indonesia merupakan hal yang umum, sama seperti produsen mobil lain yang berinvestasi di Indonesia.

Kesalahpahaman muncul karena dalam MOU menyatakan bahwa Proton dan Adiperkasa akan membuat mobil dinas ASEAN. Tidak ada yang salah dengan keinginan untuk membuat ASEAN mobil dinas, tetapi kita perlu menyadari dari awal bahwa tidak mudah untuk dicapai.
Kompas Hari
Terbaru Sepak Bola Berita

No comments:

Post a Comment